SELAMAT DATANG

"Jangan takut mengawali sesuatu dengan hal-hal yang kecil"

Sabtu, 07 Mei 2011

POLEMIK KEHADIRAN TAMBANG DI DOMPU

Gelombang demonstrasi menolak kehadiran tambang di kec. hu'u Kab. Dompu akhir-akhir ini marak terjadi. Para demonstran menuntut beberapa point penting yaitu mencabut rekomendasi eksploitasi PT. Sumbawa Timur Mining,  mencabut Kontrak Karya PT. Sumbawa Timur Mining, dan melindungi kearifan lokal.

Pro dan Kontra kehadiran industri pertambangan bukan hal yang asing lagi ditelinga kita dan bukan hanya terjadi di kab. dompu saja melainkan itu sudah menjadi buah bibir masyarakat indonesia diberbagai daerah yang kebetulan didaerah itu terdapat potensi kekayaan alam yang melimpah yang merupakan karunia tuhan yang maha kuasa untuk umat manusia yang harus dikelola secara profesiaonal dengan menekan skecil mungkin dampak dari segala aspek.

Tidak bisa kita pungkiri pula kegiatan eksploitasi sumberdaya alam akan mempengaruhi aspek alam, baik itu perubahan bentang alam, lingkungan Lingkar tambang, kearifan lokal dan lain-lain. persoalan tersebut merupakan  pilar kehidupan umat manusia. namun akankah kita menyerah pada sebuah keadaan? bukankah kita manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling mulia dan sempurna, kita manusia diberi akal. tentu kehadiran perusahaan tambang harus kita kawal dengan pendekatan teoritis dan aktual dan bukan hanya sekedar korban opini. janganlah kita terjebak oleh isu-isu dangkal yang justru hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu yang memiliki tendensi-tendensi terselubung.

Tidak bisa kita munafikan pula bahwa mestinya kita bersyukur atas limpahan karunia tuhan yang maha kuasa. Sumberdaya Mineral merupakan karunia tuhan untuk dikelola secara tepat guna yang berorientasi pada peningkatan hajat hidup umat manusia dengan tidak mengabaikan aspek lingkungan, kearifan lokal dan lainya. tentu semua itu tdk sekedar wacana tapi itu merupakan kewajiban bagi korporat, pemerintah maupun elemen masyarakat agar menjaga bersama-sama bumi nggahi rawi pahu.

Tentu Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

Perlu kita hetahui hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL antara lain : aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, tentu pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin eksploitasi.

Jadi pada prinsipnya Pemerintah Dan korporate harus betul-betul menerapkan AMDAL secara tepat guna sehingga pemerintah, korporate dan masyarakat dapat seiring sejalan dalam membangun sebuah masyarakat yang aman dan damai. Perlu pendekatan akar rumput untuk menjalin sebuah komunikasi yang baik agar masyarakat tidak mudah terprofokasi oleh oknum-oknum yang suka memakai topeng keadilan dan mengaggap dirinya sebagai dewa penyelamat padahal dibalik itu semua bercokol kemunafikan dan tidak lebih dari penjilat. hasil study AMDAL harus disosialisasikan pada msyarakat sehingga masyarakat paham dan tdk mudah terprofokasi oleh isu-isu yang tidak bersumber. yang perlu diketahui pula bahwa Masuknya PT. Sumbawa Timur Mining Masih Dalam Tahap Ekplorasi, dan untuk ketahap Ekspoitasi perlu waktu yang sedikit lama dengan pertimbangan Teknis dan Ekonomis.

Kehadiran industri pertambangan disuatu wilayah tentu akan mengubah cara  pandang masyarakat seiring dengan peningkatan kualitas hidup secara ekonomis. kearifan lokal merupakan pandangan hidup untuk menjawab berbagai tantangan hidup dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat adat.

Yang dimaksud dengan Sistem pemenuhan kebutuhan meliputi seluruh aspek kehidupan, agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, tehnologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian. Masyarakat Lokal mempunyai pemahaman, program, kegiatan, pelaksanaan terkait untuk mempertahankan, memperbaiki, mengembangkan unsur kebutuhan mereka itu, dengan memperhatikan ekosistem (flora,fauna dan mineral) serta sumberdaya manusia yang terdapat pada warga masyarakat sendiri.. 
Kearifan Lokal harus kita jaga bersama, jangan terlalu menganggap sempit bahwa kehadiran industri pertambangan sebagai suatu ancaman bagi eksistensinya nilai-nilai budaya lokal. Bahkan tanpa industri pertambanganpun jika pemerintah dan masyarakatnya tidak peka terhadap pengaruh dari aspek lain pun akan membawa dampak bagi eksistensi budaya lokal itu sendiri. tentu kita harus melihat segala persoalan bukan hanya pada satu dimensi saja melainkan multidimensi. 

Oleh sebap itu bukan sebuah solusi jika hanya sekedar menolak dan menolak. masyarakat sudah muak dengan itu semua, masyarakat membutuhkan sesuatu yang ril. waihai kalian yang ngakunya intelektual tunjukan keintelktualmu dan jangan hanya menjadi manusia plagiat. berbicara dampak apapun itu pasti ada dampaknya entahlah itu dampak positif atau negatif, bahkan makan saja jika terlalu banyak membuat perut sakit karena makan yang berlebihan. kearifan lokal tentu kita lestarikan bersama sebab kearifan lokal merupakan identitas sosial "Bumi Nggahi Rawi Pahu"


"Bumi Nggahi Rawi Pahu" by: Firmansyah

Jumat, 06 Mei 2011

-------" ANGIN "-------

angin,
kau nampak tapi tak berwujud
rasa cinta sangat terasa
tapi tak dapat di genggam

angin,
hembusan lembutmu
mematahkan jiwa dalam kesendiarian
berkelana seorang diri menembus gelapnya malam

banyak cerita telah dilukiskan
membuat pikiran tak terbagi
tapi apalah artinya jika baginya adalah penyesalan

banyak cerita tertorehkan

menggiring dlm proses pendewasaan diri
dan lebih mengharga hidup agar lebih berarti

biarlah cinta itu terpupus oleh angan2
biarlah dipikul semua beban itu
pergi dan mebawa CERITA cinta entah kemana
berjalan tak berujung mengikuti waktu
menembus gelapnya malam

begitu banyak pengorbanannya
begitu banyak kenangan indah dia tinggalkan
yg setiap saat bisa dilihat
belajar dari sosoknya yg anggun nan jelita

ma'afkan atas segala dosa dan kesalahan
ma'afkan atas segala kekurangan
yg tidak pernah memberi tapi selalu banyak menerima

mengalah tuk kebahgiaan
pergi jauh hilang ditelan gelapnya malam
ditelan masa.. dihanyut badai
sehingga wujud tak terlihat lagi
semua kenangan adalah legenda cerita cinta



                                                                                         Original by : Firmansyah

Senin, 18 April 2011

PRO DAN KONTRA AMBIL ALIH DIVESTASI 7% SAHAM NEWMONT

Pemerintah pusat ingin ambil alih 7 % saham divestasi newmont nusa tenggara yang bertujuan pemberdayaan invetasi negara, sementara  kita ketahui bahwa negara itu bukan pemerintah pusat saja. inti daripada reforamasi adalah pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Kemiskinan dan kerbelakangan ekonomi didaerah NTB sudah menjadi rahasia umum. masyarakat NTB sangat berharap bahwa 7% saham newmont tidak diambil oleh pemerintah pusat. jika kita melihat jumlah royalti yang terlalu kecil dimana penerimaan negara tahun 2010 dari PT. Newmont sebesar Rp 5,7 Triliun dan royalti hanya sebesar Rp 200 miliar kemudian dibagi lagi 32% untuk pemerintah kabupaten, 32% untuk pemerintah propinsi dan sisanya untuk kabupaten lainnya. jika kita melithat pemasukan Pusat dan danerah sangatlah jauh berbeda. apakah itu tdk cukup bagi pemerintah pusat, apakah pemerintah pusat tidak melihat kondisi realitas yang ada di daerah.. ?? fenomena sosial dan ekonomi  di NTB sangatlah memprihatinkan, negara ini sudah memakai sistem desentralisasi. pemerintah pusat seharusnya tidak perlu mengadu kekuatan dengan pemerintah daerah.









Rabu, 06 April 2011

POLEMIK KEHADIRAN TAMBANG DI DOMPU

Gelombang demonstrasi menolak kehadiran tambang di kec. hu'u Kab. Dompu akhir-akhir ini marak terjadi. Para demonstran menuntut beberapa point penting yaitu mencabut rekomendasi eksploitasi PT. Sumbawa Timur Mining,  mencabut Kontrak Karya PT. Sumbawa Timur Mining, dan melindungi kearifan lokal.

Pro dan Kontra kehadiran industri pertambangan bukan hal yang asing lagi ditelinga kita dan bukan hanya terjadi di kab. dompu saja melainkan itu sudah menjadi buah bibir masyarakat indonesia diberbagai daerah yang kebetulan didaerah itu terdapat potensi kekayaan alam yang melimpah yang merupakan karunia tuhan yang maha kuasa untuk umat manusia yang harus dikelola secara profesiaonal dengan menekan skecil mungkin dampak dari segala aspek.

Tidak bisa kita pungkiri pula kegiatan eksploitasi sumberdaya alam akan mempengaruhi aspek alam, baik itu perubahan bentang alam, lingkungan Lingkar tambang, kearifan lokal dan lain-lain. persoalan tersebut merupakan  pilar kehidupan umat manusia. namun akankah kita menyerah pada sebuah keadaan? bukankah kita manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling mulia dan sempurna, kita manusia diberi akal. tentu kehadiran perusahaan tambang harus kita kawal dengan pendekatan teoritis dan aktual dan bukan hanya sekedar korban opini. janganlah kita terjebak oleh isu-isu dangkal yang justru hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu yang memiliki tendensi-tendensi terselubung.

Tidak bisa kita munafikan pula bahwa mestinya kita bersyukur atas limpahan karunia tuhan yang maha kuasa. Sumberdaya Mineral merupakan karunia tuhan untuk dikelola secara tepat guna yang berorientasi pada peningkatan hajat hidup umat manusia dengan tidak mengabaikan aspek lingkungan, kearifan lokal dan lainya. tentu semua itu tdk sekedar wacana tapi itu merupakan kewajiban bagi korporat, pemerintah maupun elemen masyarakat agar menjaga bersama-sama bumi nggahi rawi pahu.

Tentu Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

Perlu kita hetahui hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL antara lain : aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, tentu pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin eksploitasi.

Jadi pada prinsipnya Pemerintah Dan korporate harus betul-betul menerapkan AMDAL secara tepat guna sehingga pemerintah, korporate dan masyarakat dapat seiring sejalan dalam membangun sebuah masyarakat yang aman dan damai. Perlu pendekatan akar rumput untuk menjalin sebuah komunikasi yang baik agar masyarakat tidak mudah terprofokasi oleh oknum-oknum yang suka memakai topeng keadilan dan mengaggap dirinya sebagai dewa penyelamat padahal dibalik itu semua bercokol kemunafikan dan tidak lebih dari penjilat. hasil study AMDAL harus disosialisasikan pada msyarakat sehingga masyarakat paham dan tdk mudah terprofokasi oleh isu-isu yang tidak bersumber. yang perlu diketahui pula bahwa Masuknya PT. Sumbawa Timur Mining Masih Dalam Tahap Ekplorasi, dan untuk ketahap Ekspoitasi perlu waktu yang sedikit lama dengan pertimbangan Teknis dan Ekonomis.

Kehadiran industri pertambangan disuatu wilayah tentu akan mengubah cara  pandang masyarakat seiring dengan peningkatan kualitas hidup secara ekonomis. kearifan lokal merupakan pandangan hidup untuk menjawab berbagai tantangan hidup dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat adat.

Yang dimaksud dengan Sistem pemenuhan kebutuhan meliputi seluruh aspek kehidupan, agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, tehnologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian. Masyarakat Lokal mempunyai pemahaman, program, kegiatan, pelaksanaan terkait untuk mempertahankan, memperbaiki, mengembangkan unsur kebutuhan mereka itu, dengan memperhatikan ekosistem (flora,fauna dan mineral) serta sumberdaya manusia yang terdapat pada warga masyarakat sendiri.. 
Kearifan Lokal harus kita jaga bersama, jangan terlalu menganggap sempit bahwa kehadiran industri pertambangan sebagai suatu ancaman bagi eksistensinya nilai-nilai budaya lokal. Bahkan tanpa industri pertambanganpun jika pemerintah dan masyarakatnya tidak peka terhadap pengaruh dari aspek lain pun akan membawa dampak bagi eksistensi budaya lokal itu sendiri. tentu kita harus melihat segala persoalan bukan hanya pada satu dimensi saja melainkan multidimensi. 

Oleh sebap itu bukan sebuah solusi jika hanya sekedar menolak dan menolak. masyarakat sudah muak dengan itu semua, masyarakat membutuhkan sesuatu yang ril. waihai kalian yang ngakunya intelektual tunjukan keintelktualmu dan jangan hanya menjadi manusia plagiat. berbicara dampak apapun itu pasti ada dampaknya entahlah itu dampak positif atau negatif, bahkan makan saja jika terlalu banyak membuat perut sakit karena makan yang berlebihan. kearifan lokal tentu kita lestarikan bersama sebab kearifan lokal merupakan identitas sosial "Bumi Nggahi Rawi Pahu"


"Bumi Nggahi Rawi Pahu" by: Firmansyah



Jumat, 25 Maret 2011

KEPENTINGAN PRAGMATIS AS

serangan AS dan sekutunya  ke LIBYA menimbulkan spekulasi diberbaga kalangan pengamat bahwa operasi militer dilibya itu seolah olah ada konspirasi terselubung. sepertinya ada motif lain dari sekedar membela HAM, karena situasi dilibya sbelumnya tdk jauh berbeda dengan situasi dinegara - negara timur tengah lainya. para pengamat mencoba merujuk pada Bahrain, Yemen, Arab Saudi, dan Pantai Gading, toh mengapa AS tidak ikut campur dalam negara tersebut.....???

menurut para pakar bahwa intervensi militer AS dan Sekutunya di LIBYA menunjukan tidak konsistennya kebijakan luar negeri AS yg dinilai syarat dengan kepentingan terselubung dan mencoba menyeimbangkan antara  meMperjuangkan demokrasi ideal dengan kepentingan pragmatis.

libya merupakan  salah satu negara produksi minyak terbesar keempat di afrika dan merupakan penopang utama bagi APBN negara tersebut. diperkirakan cadangan minyaknya 42 miliar barel, angaka yg fantastis dan memikat hati.

serangan tentara sekutu terhadap libya,sudah tidak lg bisa dianggap sebagai sebuah perlindungan terhadap rakyat disana dan sebagai pelaksana'an zona larangan terbang tp melainkan agresi militer seperti di irak dan afghanistan, dan ini mungkin adalah intrik dari USA untuk menguasai ladang minyak disana.

lembo ade libya..!!




Rabu, 23 Maret 2011

Pengantar SLope Stability


 Slope Stabiliy

Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah, batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan manusia (pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran produksi. Keadaan ini berhubungan dengan terdapat dalam bermacam-macam jenis pekerjaan, misalnya pada pembuatan jalan, bendungan, penggalian kanal, penggalian untuk konstruksi, penambangan dan lain-lain.

Dalam operasi penambangan masalah kemantapan lereng ini akan diketemukan pada penggalian
tambang terbuka, bendungan untuk cadangan air kerja, tempat penimbunan limbah buangan (tailing disposal) dan penimbunan bijih (stockyard). Apabila lereng-lereng yang terbentuk sebagai akibat dari proses penambangan (pit slope) maupun yang merupakan sarana penunjang operasi penambangan (seperti bendungan dan jalan) tidak stabil, maka akan mengganggu kegiatan produksi.

Dari keterangan diatas, dapat dipahami bahwa analisis kemantapan lereng merupakan suatu bagian yang penting untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap kelancaran produksi maupun terjadinya bencana yang fatal. Dalam keadaan tidak terganggu (alamiah), tanah atau batuan umumnya berada dalam keadaan seimbang terhadap gaya-gaya yang timbul dari dalam. Kalau misalnya karena sesuatu sebab mengalami perubahan keseimbangan akibat pengangkatan, penurunan, penggalian, penimbunan, erosi atau aktivitas lain, maka tanah atau batuan itu akan berusaha untuk mencapai keadaaan yang baru secara alamiah. Cara ini biasanya berupa proses degradasi atau pengurangan beban, terutama dalam bentuk longsoran-longsoran atau gerakan-gerakan lain sampai tercapai keadaaan keseimbangan yang baru. Pada tanah atau batuan dalam keadaan tidak terganggu (alamiah) telah bekerja tegangan-tegangan vertikal, horisontal dan tekanan air dari pori. Ketiga hal di atas mempunyai peranan penting dalam membentuk kestabilan lereng.

Sedangkan tanah atau batuan sendiri mempunyai sifat-sifat fisik asli tertentu, seperti sudut geser dalam (angle of internal friction), gaya kohesi dan bobot isi yang juga sangat berperan dalam menentukan kekuatan tanah dan yang juga mempengaruhi kemantapan lereng. Oleh karena itu dalam usaha untuk melakukan analisis kemantapan lereng harus diketahui dengan pasti sistem tegangan yang bekerja pada tanah atau batuan dan juga sifat-sifat fisik aslinya. Dengan pengetahuan dan data tersebut kemudian dapat dilakukan analisis kelakuan tanah atau batuan tersebut jika digali atau “diganggu”. Setelah itu, bisa ditentukan geometri lereng yang diperbolehkan atau mengaplikasi cara-cara lain yang dapat membantu lereng tersebut menjadi stabil dan mantap.

Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan lereng dikenal istilah faktor keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai berikut :

Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya penggerak

Dimana untuk keadaan :

• F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap
• F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbnag, dan siap untuk longsor
• F < 1,0 : lereng tidak mantap

Jadi dalam menganalisis kemantapan lereng akan selalu berkaitan dengan perhitungan untuk mengetahui angka faktor keamanan dari lereng tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, antara lain :

• Penyebaran batuan
Penyebaran dan keragaman jenis batuan sangat berkaitan dengan kemantapan lereng, ini karena kekuatan, sifat fisik dan teknis suatu jenis batuan berbeda dengan batuan lainnya. Penyamarataan jenis batuan akan mengakibatkan kesalahan hasil analisis. Misalnya : kemiringan lereng yang terdiri dari pasir tentu akan berbeda dengan lereng yang terdiri dari lempung atau campurannya.

• Struktur
geologi
Struktur geologi yang mempengaruhi kemantapan lereng dan perlu diperhatikan dalam analisis adalah struktur regional dan lokal. Struktur ini mencakup sesar, kekar, bidang perlapisan, sinklin dan antiklin, ketidakselarasan, liniasi, dll. Struktur ini sangat mempengaruhi kekuatan batuan karena umumnya merupakan bidang lemah pada batuan tersebut, dan merupakan tempat rembesan air yang mempercepat proses pelapukan.

• Morfologi
Keadaan morfologi suatu daerah akan sangat mempengaruhi kemantapan lereng didaerah tersebut. Morfologi yang terdiri dari keadaan fisik, karakteristik dan bentuk permukaan bumi, sangat menentukan laju erosi dan pengendapan yang terjadi, menent ukan arah aliran air permukaan maupun air tanah dan proses pelapukan batuan.

• Iklim
Iklim mempengaruhi temperatur dan jumlah hujan, sehingga berpengaruh pula pada proses pelapukan. Daerah tropis yang panas, lembab dengan curah hujan tinggi akan menyebabkan proses pelapukan batuan jauh lebih cepat daripada daerah sub-tropis. Karena itu ketebalan tanah di daerah tropis lebih tebal dan kekuatannya lebih rendah dari batuan segarnya.

• Tingkat pelapukan

Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli dari batuan, misalnya angka kohesi, besarnya sudut geser dalam, bobot isi, dll. Semakin tinggi tingkat pelapukan, maka kekuatan batuan akan menurun.

• Hasil kerja manusia

Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan andil yang tidak kecil. Misalnya, suatu lereng yang awalnya mantap, karena manusia menebangi pohon pelindung, pengolahan tanah yang tidak baik, saluran air yang tidak baik, penggalian / tambang, dan lainnya menyebabkan lereng tersebut menjadi tidak mantap, sehingga erosi dan longsoran mudah terjadi.

Pada dasarnya longsoran akan terjadi karena dua sebab, yaitu naiknya tegangan geser (she ar st ree s) dan menurunnya kekuatan geser (shear strenght). Adapun faktor yang dapat menaikkan tegangan geser adalah :

• Pengurangan penyanggaan lateral, antara lain karena erosi, longsoran terdahulu yang menghasilkan lereng baru dan kegiatan manusia.
• Pertambahan tegangan, antara lain karena penambahan beban, tekanan air rembesan, dan penumpukan.
• Gaya dinamik, yang disebabkan oleh gempa dan getaran lainnya.
• Pengangkatan atau penurunan regional, yang disebabkan oleh gerakan pembentukan pegunungan dan perubahan sudut kemiringan lereng.
• Pemindahan penyangga, yang disebabkan oleh pemotongan tebing oleh sungai, pelapukan dan erosi di bawah permukaan, kegiatan
pertambangan dan terowongan, berkurangnya/hancurnya material dibagian dasar.
• Tegangan lateral, yang ditimbulkan oleh adanya air di rekahan serta pembekuan air, penggembungan lapisan lempung dan perpindahan sisa tegangan.

Sedangkan faktor yang mengurangi kekuatan geser adalah :

• Keadaan atau rona awal, memang sudah rendah dari awal disebabkan oleh komposisi, tekstur, struktur dan geometri lereng.
• Perubahan karena pelapukan dan reaksi kimia fisik, yang menyebabkan lempung berposi menjadi lunak, disinteggrasi batuan granular, turunnya kohesi, pengggembungan lapisan lempung, pelarutan material penyemen batuan
• Perubahan gaya antara butiran karena pengaruh kandungan air dan tekanan air pori.
• Perubahan struktur, seperti terbentuknya rekahan pada lempung yang terdapat di tebing / lereng.

Geometri Jenjang (Bench Dimension)
Sebelum mengetahui beberapa pendapat mengenai dimensi jenjang, perlu diketahui istilah pada jenjang seperti terlihat di bawah ini. Dalam penentuan gometri jenjang, beberapa hal yang dipertimbangkan, antara lain :

o Sasaran produksi harian dan tahunan
o Ukuran alat mekanis yang digunakan
o Sesuai dengan ultimate pit slope
o Sesuai dengan kriteria slope stability

Elemen-elemen suatu jenjang terdiri dari tinggi, lebar dan kemiringan yang penentuan dimensinya dipengaruhi oleh: (1) alat-alat berat yang dipakai (terutama alat gali dan angkut), (2) kondisi geologi, (3) sifat fisik batuan, (4) selektifitas pemisahan yang diharapkan antara bijih dan buangan, (5) laju produksi dan (6) iklim. Tinggi jenjang adalah jarak vertikal diantara level horisontal pada pit; lebar jenjang adalah jarak horisontal lantai tempat di mana seluruh aktifitas penggalian, pemuatan dan pengeboran-peledakan dilaksanakan; dan kemiringan jenjang adalah sudut lereng jenjang. Batas ketinggian jenjang diupayakan sesuai dertgan tipe alat muat yang dipakai agar bagian puncaknya terjangkau oleh boom alat muat. Disamping itu batas ketinggian jenjang pun harus mempertim­bangkan aspek kestabilan lereng, yaitu tidak longsor karena getaran peledakan atau akibat hujan. Tinggi pada tambang terbuka dan quarry batu andesit dan granit sekitar 15 m, sedangkan pada tambang uranium hanya sekitar 1,0 m.

Kemiringan dinding jenjang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran dan bentuk pit serta luas areal pit. Kemiringan lereng jenjang juga akan membantu penentuan jumlah buangan yang harus diangkat untuk mendapatkan bijih. Telah disinggung sebelumnya bahwa lereng jenjang harus stabil selama aktifitas penggailan berlangsung, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis kestabilan lereng diseluruh areal tambang (pit). Kekuatan batuan, patahan, retakan-­retakan, kandungan air tanah dan informasi geologi lainnya adalah faktor kunci untuk menganalisis lereng tambang. Akibat dari perbedaan karakteristik batuan dan informasi geologi, maka tidak heran apabila di dalam wilayah penambangan akan terjadi kemiringan lereng yang berbeda. Kemiringan dinding permuka kerja (individual slope) pada tambang bijih dan quarry batuan kompak berkisar antara 720 - 850. Penentuan lebar jenjang akan dipengaruhi oleh laju produksi yang diinginkan, dimensi serta jumlah alat angkut dan alat muat, aktifitas pengeboran-peledakan dan kondisi geologi di sekitar pit.

Tidak ada rumus baku untuk menentukan lebar jenjang; namun, beberapa para­meter penting di bawah ini harus dipertimbangkan, meliputi:

Ø radius manuver alat angkut saat akan dimuat material oleh alat muat, Rm:
Ø cukup leluasa untuk berpapasan minimal dua alat angkut, 2 Lt +c ;
Ø lebar maksimum tumpukan hasil peledakan (muckpile), Mp ;
Ø lebar areal yang akan dibor, Ld.

Berdasarkan parameter di atas, maka dapat dibuat rumus empiris lebar jenjang (LB) sebagai berikut:

LB = Rm+(2Lt+c)+Mp+Ld

Parameter Lt adalah lebar sebuah truck maksimum dan c adalah konstanta yang tergantung pada jarak dua truck yang aman ketika berpapasan, yaitu antara 5,0 m sampai 10 m.

Beberapa pihak yang mengeluarkan pendapat mengenai dimensi jenjang, antara lain :
- Head Quarter of US Army (Pit sand Quarry Technical Bulletin No 5-352)
- Lew is (Elements of
mining)
- L. Shevyakov (Mining of
mineral Deposits)
- Melinkov dan Chevnokov (Safety in Open Cast Mining)
- Popov (The Working of Mineral Deposit)
- Young (Elements of Mining)
- E. P. Pfeider (Surface Mining)
- Head Quarter of US Army (Pit sand Quarry Technical Bulletin No 5-352)

Wmin = Y +Wt + Ls + G + Wb
dimana :
W min : Lebar jenjang minimum (m)
Y : Lebar yang disediakan untuk pengeboran (m)
Wt : Lebar yang disediakan untuk alat -alat (m)
Ls : Panjang power shovel tanpa boom (m)
G : Radius lantai kerja yang terpotong oleh shovel (m)
Wb : Lebar untuk broken material (m)

- Lewis (Elements of Mining)
Tinggi jenjang sebagai berikut :

o Untuk hidraulicking yang baik adalah 20 ft dan maksimum 60 ft
o Untuk dredging kedalaman ideal antara 50 ft – 80 ft, tetapi ada yang sampai 130 m
o Untuk Open-cut antara 12 ft – 75 ft; yang baik 30 ft. Sedangkan untuk tambang bijih dapat mencapai 225 ft. Lebar jenjang disesuaikan dengan loading track, daerah operasi power shovel serta untuk peledakan. Lebarnya antara 20 ft – 75 ft, umumnya 50 ft dan idealnya 30 ft .

- L. Shevyakov (Mining of Mineral Deposits)
Lebar jenjang tergantung pada metode penggalian dan kekerasan bahan galian yang ditambang.

o Untuk Material Lunak
B = (1,00 s.d 1,50 ) Ro + L + L1 + L2
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
Ro : Digging radius dari alat muat (m)
L : Jarak antara sisi jenjang dengan rel (3 – 4 m)
L1 : Lebar lori (1,75 – 3,00 m)
L2 : Jarak untuk menjaga agar tidak longsor (m)

o Untuk Material Keras
B = N + L + L1 + L2
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
N : Lebar yang dibutuhkan untuk broken material (m)

Disini tidak disediakan lebar untuk alat gali / muat, karena dianggap alat muat bekerja disamping broken material

- Melinkov dan Chevnokov (Safety in Open Cast Mining)

o Untuk Lapisan yang lunak (soft strata)
B = 2R + C + C1 + L
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
R : Digging radius dari alat muat (m)
C : Jarak sisi jenjang atau broken material ke garis tengah rel (m)
L : lebar yang disediakan untuk faktor keamanan, biasanya sebesar dump-truck (m)

o Untuk Lapisan yang lunak (soft strata)
B = a + C + C1 + L + A
dimana :
B : Lebar jenjang (m)
a : Lebar untuk broken material (m)
A : Lebar pemotongan pertama (m)

- Popov (The Working of Mineral Deposit)

a. Tinggi jenjang dan kemiringannya

i) Kemiringan jenjang tergantung pada kandung air pada bahan galian; bila relatif kering biasanya memungkinkan kemiringan jenjang yang besar.
ii) Umumnya tinggi jenjang berkisar antara 12 – 15 m dengan kemiringan :

- untuk batuan beku : 70o – 80o
- untuk batuan sedimen : 50o – 60o
- untuk batuan ledge dan pasir kering : 40o – 50o
- untuk batuan yang argilaceous : 35o – 45o

b. Lebar jenjang

Lebar jenjang antara 40 – 60 m, biasanya juga dibuat antara 80 – 100 m jika memakai multi row bore-hole. Lebar minimum untuk batuan keras :
Vr = A + C + C1 + L + B
dimana :
Vr : Lebar jenjang minimum (m)
A : Lebar untuk broken material (m)
C : Jarak sisi timbunan ke sisi tengah rel (m)
C1 : Setengah lebar lori ( m)
B : Lebar endapan yang diledakkan (6 – 12 m)
L : Lebar yang disediakan untuk menjamin ekstraksi endapan pada jenjang di bawahnya

- Young (Elements of Mining)

o Tinggi jenjang
- untuk tambang bijih besi : 20 – 40 ft
- untuk tambang bijih tembaga : 30 - 70 ft
- untuk lime st one : s.d. 200 ft

o Lebar jenjang : 50 – 250 ft

o Kemiringan jenjang : 45o – 65o

- E. P. Pfeider (Surface Mining)
L = Lm + SF x
dimana :
L : Tinggi jenjang (m)
Lm : Maximum cutting height dari alat-muat (m)
SF : Swell Factor (m)
x = 0,33 untuk cara corner cut
= 0,50 untuk cara box cut